Halo sahabat Hoecken, semoga kabarnya baik dan sehat ya…
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan berkaitan dengan kegiatan yang telah dilakukan oleh guru-guru SMA Pangudi Luhur perwakilan Jakarta. Sabtu 18 Maret 2023 kami yang terdiri dari SMA PL LB Kembangan, SMA PL Brawijaya, SMA PL Servasius dan SMA PL Deltamas mengadakan pendalaman bersama guru SMA, dengan tema “panggilan sebagai guru Pangudi Luhur”.
Kami diajak untuk berefleksi berkaitan dengan profesi seorang guru. Apakah kami memilih guru karena kebetulan? Sudah di cita-citakan dari sejak kecil? Ataukah beberapa alasan yang memungkinkan hanya gurulah yang paling pas. Dari beberapa jawaban yang ada, tentu saja berbeda-beda. Namun kami diminta untuk memilih: jika memang sampai sekarang merasa senang silakan dilanjutkan, namun sebaliknya jika tidak ada kebahagiaan yang dirasakan, silakan untuk segera mengundurkan diri sebagai profesi guru.
Menjadi guru bukanlah hal yang mudah, ada banyak tanggungjawab yang diberikan. Apalagi jaman sekarang yang sangat berbeda jauh dengan jaman dahulu. Dimana jaman dulu ketika ada peserta didik yang membuat kesalahan, seorang guru biasanya langsung memberikan hukuman beruoa fisik. Dan hal ini biasanya aan di dukung oleh oran tua. Namun yang terjadi sekarang, apabila masih melakukan hal tersebut, nasib guru pastinya akan hancur, karena tentunya akan segera dilaporkan terutama ke dinas pendidikan. Sehingga harus bijaklah dalam melakukan proses mendidik peserta didik, baik dalam melakukan proses pembelajaran maupun dalam memberikan konsekuensi terhadap peserta didik yang melanggar aturan disekolah.
Di SMA Pangudi Luhur Deltamas, kami membiasakan untuk mengajak diskusi dengan peserta didik, terutama jika melakukan pelanggaran. Sehingga diharapkan mereka yang melanggar bisa menemukan konsekuensi yang tepat, yang justru akan dijadikan pembelajaran yang berharga terutama bermanfaat bagi orang lain. Asalkan yang kita lakukan sesuai dengan pedoman, mereka maupun orang tua akan mendukung konsekuensi yang diberikan sesuai dengan kesepakatan bersama.
Dari banyak hal yang disampaikan oleh Br. Anton selaku Pengisi acara, ada 2 hal yang menurut penulis itu mengena di hati penulis. Mungkin yang didapatkan oleh guru lain bisa berbeda ya.
1. Berbahagialah mereka yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi.
Dunia yang sejak awal menjadi tempat permusuhan, kebencian dimana-mana yang mewujudkan kerajaan kesombongan. Orang akan berpikir bahwa dia punya hak untuk mendominasi orang lain. Walaupun tampaknya mustahil, Yesus menganjurkan cara bertindak yang berbeda yaitu dengan kelemahlembutan.
2. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya kerajaan surga.
Yesus mengajarkan bahawa perjalanan ini melawan arus, sampai menjadikan kita sebagai orang yang hidupnya dipertanyakan dalam masyarakat, orang yang menimbulkan ketidaknyamanan. Yesus mengingatkan betapa banyak orang telah dan masih dianiaya, hanya mereka memperjuangkan keadilan, sebab mereka sungguh menghidupi komitmenya kepada Allah dan sesama.
Disini hal positif yang bisa diambil adalah ketika menghadapi permasalahan, terutama dalam menghadapi peserta didik sebaiknya menggunakan kelemahlembutan. Serta ketika terkadang yang kita lakukan sebenarnya sudah benar, namun sering disalahkan, kita diminta untuk tetap dengan hati terbuka mau memaafkan dan yang utama adalah mendoakan.
Terahir kami diminta untuk berdoa secara bersama, yang dibuat oleh Br. Paulus Sumarno.
Doa Seorang Guru
Kristus Tuhan, Engkau mengenal saya, saya seorang guru. Saya sendiri tidak tahu kenapa saya jadi guru, Tetapi saya cukup senang, Tentu saja Tuhan, pahitnya banyak: ada murid yang kurang ajar dan orang tua yang cerewet, ada Pengurus Yayasan yang sok majikan dan gaji yang paspasan. Namun itu jadi terlupakan jika dibandingkan dengan manisnya: murid yang lucu dan suka tersenyum, murid yang sopan, rajin dan cerdas, murid yang tulisannya rapi, orang tua yang bijak, dan Pengurus Yayasan yang bersahabat. Apalagi melihat murid yang bertumbuh, Dulu takut dan ragu-ragu, kemudian menjadi percaya diri, Dulu malas, sekarang pekerja keras, Dulu bodoh, sekarang pandai, Dulu cuma memikirkan diri sendiri, sekarang suka menolong. Sungguh senang Tuhan, melihat mereka bertumbuh.
Tuhan, saya sering meneteskan air mata, melihat mantan murid menjadi orang berguna. Terharu rasanya, kalau ada mantan murid menyapa, wajahnya hampir lupa, tetapi ketika dia menyebut nama dan tahun kelas, saya jadi ingat lagi murid-murid itu. Memang ada mantan murid yang buang muka, tapi itu cuma satu dua, kebanyakan menyapa dan bertanya, bercerita dan berbagi rasa, mengucapkan terima kasih dan bernostalgia. Dulu ia masih anak kemarin, sekarang sudah jadi orang berkedudukan tinggi. Dulu ia anak kecil, sekarang besar dan dewasa. Itu kepuasan seorang guru, itu kebanggaan saya.
Tuhan, melihat murid bertumbuh, membuat saya tidak menyesal menjadi guru. Dulu ia pemalu, duduk di bangku paling belakang. sekarang ia menjadi pengurus Yayasan. Dulu ia nakal dan jarang ke gereja, sekarang menjadi pembesar gereja. Dulu dia murid saya, saya bangga. Tetapi Tuhan, ajarlah supaya saya jangan terlalu bangga, Sebab saya hanya menabur, mencangkul dan menyuburkan lahan, menyiram dan merawat, namun Engkaulah yang menumbuhkan. Tuhan, ajarlah supaya saya pun tidak hanya terpukau pada masa lampau, melainkan juga memperhatikan masa kini.
Bapa karuniakanlah saya badan yang kuat, pikiran yang segar, hati yang sabar, sikap yang bijak dan jiwa yang ikhlas. Supaya saya belajar menghargai setiap individu murid, belajar mendengarkan mereka, memanfaatkan masukan mereka, menerangkan dengan jelas dan mengajar dengan bermutu. Tuhan, Engkau tahu, beberapa kali saya hampir berhenti, tergoda untuk berganti profesi. Kalau Engkau mau saya meneruskan semua ini, karuniakanlah saya hati yang tabah dan setia, supaya saya terus menjadi guru, sampai tuntaslah masa bakti ini, bakti kepadaMu, ya Tuhan. Kalau nanti segala karyaku ini purna, hanya satu yang saya minta, Kiranya Engkau berkenan atas pekerjaanku. Kiranya Engkau menerima dengan baik apa yang kukerjakan. Biarlah ada orang lain yang meneruskannya, biarlah murid-muridku terus bertumbuh. Inilah hidupku bagiMu, ya Tuhan, hidup seorang guru. Hanya ini yang dapat kuberikan kepadaMu. Saya akan meninggalkan pekerjaan ini dengan syukur. Tuhan, tidak apa-apa kalau kelak tidak ada mantan muridku, yang mengantarku ke peristirahatan terakhir. Yang penting bukan siapa yang mengantar, tetapi siapa yang menjemput. Kristus Tuhan, Engkau akan menjemput saya, bukan? Engkau akan menjemput saya dengan senyuman, dengan pelukan yang terasa hangat. Lalu Engkau berkata: "Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, Sebab ketika aku belum bisa menulis dan membaca, kamu mengajar Aku. Ketika Aku keliru, kamu menegur Aku. Ketika Aku berprestasi, kamu memuji Aku, kamu mendidik Aku. Hai kamu penabur yang baik dan setia, mari masuklah dan terimalah Kerajaan yang Kusediakan bagimu" Amin.
Semoga apa yang penulis sampaikan bisa menjadi berkat bagi sahabat Hoecken semua.
By: Leads