Dag dig dug. Itu yang kurasakan di hari pertama aku melangkahkan kaki ke arah gedung SMA Pangudi Luhur Bernardus.
Hai, aku Feli. Mungkin sebagian besar dari masyarakat PL Bernardus sudah kenal, yak? Hehe, betul, aku mantan pengurus OSIS dan juga ketua MPK yg seringgg banget muncul di acara-acara sekolah tahun 2020 – 2022 awal. Bagi yang belum kenal, salam kenal!
Kalau kalian bertemu denganku di hari pertama aku masuk ke SMA Pangudi Luhur, kalian pasti tidak percaya kalo itu orang yang sama denganku sekarang. Dulu aku pendiam, aku tidak berani menyapa teman-teman sama sekali, teman yang sudah kenal sejak SD saja tidak kusapa, apalagi teman-teman baru yang baru masuk PL ketika masuk SMA. Kenalan saja tidak berani, apa lagi membawa acara? Terus, kok bisa aku jadi ketua MPK? Nah, disitulah aku sangat bersyukur pada SMA Pangudi Luhur, terutama pada seorang guru yang sangat aku hormati, mendiang Pak Emilius Kristiadi Cahyana.
Di kelas 10, aku memutuskan untuk ikut ekstrakulikuler Sidang Akademi (atau Public Speaking). Di ekstrakulikuler ini lah aku mendapatkan banyak sekali ilmu yang sangat berguna bagiku sekarang. Meskipun, agak unik cara mendiang Pak Emil membangun kepercayaan diri kami. Contohnya, selama ekstrakulikuler, kami diwajibkan mengenakan pakaian resmi, termasuk sepatu heels bagi perempuan. Aku tadinya sangat tidak percaya diri mengenakannya, aku sengaja menghaluskan langkahku agar tidak berbunyi terlalu keras. Pak Emil menyadarinya dan aku diminta berjalan bolak balik di depan kelas dengan hentakan heels yang keras. Kata beliau: “Kamu tau apa fungsi heels? Untuk menarik perhatian. Ketika seorang wanita berjalan, apa yang membuatmu langsung menyadarinya? Hentakan heelsnya.”
Selama SMA, aku juga sering sekali melakukan presentasi di depan kelas, sehingga ketika aku ditelpon dan diberikan posisi ketua MPK di kelas 11, aku sudah memiliki kemampuan public speaking yang cukup baik. Akhirnya aku jadi jauh lebih sosial, aku mampu berbicara di depan 1 sekolah, bahkan di depan SMP dan SMA di acara Bernardus Choice Awards. Karena itu juga, sekarang, aku sangat mudah berkenalan, dan sekarang aku dikenal sebagai mahasiswi yang punya punya teman dimanapun. “Feli mah, liat aja nih, anak voli bubar pasti ada yang kenal. Tuh kan! Ih, kok bisa sih?” kata teman baruku 2 minggu yang lalu. Ya, hal itu tidak akan terjadi kalau aku tidak mengalami transformasi di SMA PL Bernardus.
SMA PL Bernardus juga memberikanku jalan untuk mengejar masa depan yang awalnya tidak bisa kubayangkan.
Sejak SMP, aku memang sudah aktif di organisasi sekolah, jadi di kelas 10, aku daftar menjadi anggota OSIS. Di tahun yang sama juga, aku dijadikan kandidat wakil ketua OSIS (spoiler: aku dan pasanganku kalah, hehe). Tapi tidak apa-apa! Di tahun itu, aku menjadi bagian dari pengurus OSIS, di bagian IT.
Aku memang suka dengan hal-hal yang berbau komputer, tapi saat itu, cita-citaku masih menjadi dokter (walau sebenarnya aku ragu akan kuat, dan minatku sudah berkurang, hiks). Di tahun itu juga, aku diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan KSN -yang dulunya disebut OSN- di bidang Matematika, tapi aku kalah seleksi dan temanku yang mendapatkan kesempatan mengikuti KSN Matematika. Eitttss, tapi kisahnya belum berakhir disitu. Selang 1 bulan, aku diberikan kesempatan lagi mengikuti pelatihan KSN bidang Informatika di Universitas Bina Nusantara. Kebetulan, kali itu aku mendapatkan nilai tertinggi di antara teman-teman aku, jadi aku terpilih mewakili sekolah di KSN Informatika. Di tahun itu, aku meraih peringkat 7 di kabupaten. Dan di tahun itu juga, aku memutuskan bahwa aku akan mengejar masa depan di bidang komputer.
Di kelas 10 juga kami diminta untuk menyiapkan Karya Tulis Ilmiah. Yaitu project yang akan kami kerjakan dan menjadi syarat kelulusan kami. Awalnya aku bingung mau buat KTI apa. Tiba-tiba Bu Junita -guru KTI kami- mengusulkanku untuk mengembangkan aplikasi, karena aku suka programming. Akhirnya terciptalah karya tulisku yang berjudul “Pembuatan Aplikasi Inventaris Berbasis Web”, yang kemudian menjadi finalis “National Invention Project Competition” yang diselenggarakan oleh Indonesia Scientific Society.
Di kelas 12 awal, aku diberikan kesempatan menjadi Binus Ambassador, dan aku pun daftar dan tes masuk Universitas Bina Nusantara -atau lebih akrab disebut Binus- di awal kelas 12. Kebetulan hasil tesku baik dan aku mendapatkan beasiswa 100%, yaitu beasiswa dengan nilai sekitar 40 juta dan merupakan beasiswa tertinggi yang bisa didapatkan pada tes masuk.
Sekarang, aku sudah menjadi mahasiswi di Binus University, dan mengambil program Double Degree Computer Science and Statistics (Gelar ganda Teknik Informatika dan Statistika). Aku juga terpilih sebagai perwakilan jurusan di acara inaugurasi Angkatan B26 yang dilaksanakan di kampus Alam Sutera bulan September lalu. Karena ilmu public speakingku juga, aku jadi jauh lebih mudah berkenalan dan -ketika aku iseng, aku hitung, hehe- aku sudah mengenal lebih dari 150 mahasiswa/i di binus university, baik dari unit kegiatan mahasiwa, kelas, fakultas, dsb.
Terima kasih, SMA Pangudi Luhur Bernardus Kota Deltamas! Sukses selalu, ya !