Pada hari lifeskilll pertama yaitu mendiskusikan tentang produk makanan yang akan diolah. kelompok kami terbagi menjadi beberapa bagian yaitu ada di bidang produksi pengolahan promosi keuangan dan penjualan. Setelah mendiskusikan produk makanan yang akan dibuat kami membuat makanan yaitu bernama tempe dan cheese Ball. setelah itu kelompok kami disuruh untuk turun ke bawah dengan membuat tempe dari bahan kacang kedelai. Setelah itu kami semua diminta untuk membuat tempe yang di narasumber kan oleh produsen dari tempe kedelai. setelah pembuatan tempe kedelai kami juga membungkus tempe kedelai dengan bahan plastik yang telah di lubangin kecil-kecil.
Tempe tersebut dibungkus semua, didiamkan selama satu hari satu malam dan keesokan harinya kami membuat susu dari kacang kedelai. Sebelum pembuatan susu kacang kedelai, kamu diminta untuk membagikan sekitar 50 buah tempe yang akan dibagikan ke masing-masing kelompok 1 orang membawa 3 buah tempe dan dijual dengan harga sekitar Rp5.000. hasil dari jualan tempe tersebut kami kumpulkan untuk modal usaha kami itu dengan menjual tempe cheese ball dan susu kedelai. Di hari kedua kami membuat susu kedelai dengan bahan kacang kedelai yang di mana kacang kedelai itu diperas setelah itu di blender menggunakan tempat blender sampai pada proses peremasan setelah itu dibungkus menggunakan tempat dan disimpan di suhu di bawah 40 derajat celcius sebelum pada pengemasan susu kedelai dimasak daun pandan sampai benar-benar matang dan mengembang.
Setelah mengembang akhirnya dibungkus. keesokan harinya yaitu proses penjualan, kelompok kami menjual beberapa banyak tempe cheese ball dan susu kedelai dan kami memasarkannya di daerah Lippo Meikarta dan Jababeka, pendistributornya yaitu ada David dan Mary setelah beberapa menjual tempe cheese Golden susu kedelai di beberapa daerah kami mendapatkan hasil yang cukup banyak dan cukup memuaskan tetapi anda juga sisa-sisa makanan yang belum terjual dan tidak laku sama sekali. Setelah itu ada juga tempe yang sudah busuk dan kami buang sehingga tidak diolah kembali dan kami tidak memikirkan hal itu. Kami bekerja sama dan hanya beberapa orang yaitu ada Aurelia, Janet, David, Mario, Cedric. Kami bekerja keras sehingga bisa menjual semua tempe dengan puas walaupun beberapa ada yang belum terjual tapi kami sangat lega karena ada yang ingin membeli hasill olahan kami. Walaupun kami kecewa karena tidak semua kelompok bekerja namun itu tidak mematahkan semngat kami. Yang saya dapatkan dari kegiatan studi lifeskill ini, jangan pernah patah semangat dan tetap berjuang sampai urat malu tidak keluar lagi, dan tetap bekerja sama, musyawarah kelompok, serta kejujuran, dan percaya diri dalam berdagang.
Alexander David Maharia