021 2215 7991
Jl. Tol Jakarta-Cikampek Km 37
blog-img
16/12/2023

Vaksin Bekerja Bagai Musuh Dalam Selimut

Administrator | Penelitian Sains dan Teknologi

Pasti kita semua tidak asing dengan peribahasa “Musuh Dalam Selimut”, bukan? Peribahasa yang memilik arti terkadang orang-orang terdekat lah yang berkihanat, kalian tau gak sih? Ternyata cara kerja vaksin itu sama seperti peribahasa ini. Penasaran tidak sih? Mari kita bahas.

            Vaksin pertama kali ditemukan ppada tahun 1796 oleh penemu bernama Edward Jenner. Edward yang berasal dari Inggris, saat itu wilayah tempat tinggalnya sedang terkena wabah cacar sapi (cowpox). Karena Edward tinggal di pedesaan, dimana mayoritas mata pencaharian adalah peternak, maka banyak sekali peternak-peternak hingga warga biasa yang tertular cacar ini. Bingung menghadapi permasalahan yang tidak kunjung usai tersebut, akhirnya Edward memulai eksperimen dan pengamatan yang sangat berani. Ia mengambil sampel nanah dari seorang peternak sapi yang terinfeksi lalu menyuntikannya kepada seorang anak kecil berusia delapan tahun. Sangat berisiko memang, tetapi untuk memulai perubahan tentu saja harus ada sesuatu yang dikurbankan. Pengamatan dimulai setelah penyuntikan pertama, awalnya anak tersebut mengalami keluhan seperti tidak enak badan dan meriang, tetapi tidak menunjukan gejala terkena cacar sapi. Kemudian setelah anak tersebut sembuh, ia menyuntikan sekali lagi cacar sapi dan hasilnya tidak menunjukan reaksi apa-apa. Wah, kok bisa ya?

            Jadi setelah kejadian tersebut, Edward menyimpulkan bahwa antibody dalam tubuh anak kecil tersebut berevolusi untuk melawan virus cacar sapi tersebut. Cacar sapi yang pertama kali disuntikan adalah bentuk percobaan pada tubuh manusia, sehingga antibody dalam diri kita dapat mengenali dan menganalisis bagaimana cara untuk mengalahkan virus ini. Maka dari itu, pada awalnya pasti akan terasa tidak enak badan, karena tubuh kita masing menganalisis bagaimana cara melawan objek baru yang masuk pada tubuh. Lalu ketika tubuh berhasil mendapatkan “ramuan” untuk mengalahkan virus tersebut, suatu saat ketika virus tersebut berkunjung ke tubuh kita, maka secara otomatis antibody sudah mengenali dan dengan sigap melawannya. Tidak jadi sakit deh kita, keren sekali ya cara kerja tubuh kita ini.

            Singkatnya sih, cara kerja vaksin seperti itu, tetapi tidak semudah itu dalam penerapannya sampai saat ini. Dari kecil hingga sekarang pasti kita sudah berulang kali menerima vaksin pada tubuh kita, sampai yang terakhir adalah vaksin untuk pencegahan corona yang hingga tiga kali tahapan. Tetapi faktanya membuat vaksin tidak semudah hanya menyuntikan virus pada tubuh, tetapi harus adanya penelitian untuk melemahkan virus tersebut agar saat disuntikan pada tubuh, antibody dapat melawannya. Jika dari awal yang disuntikan adalah virus dengan full power, maka tidak ada jaminan antibody tubuh akan berhasil melawan virus tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan sampai 200 tahun untuk menyempurnakan cara kerja vaksin ini agar dapat bekerja dengan optimal. Penelitian yang tidak sia-sia karena pada akhirnya mereka berhasil menciptakan vaksin yang sangat berguna ddan diedarkan di seluruh dunia hingga sekarang.

            Paling tidak kita harus bersyukur dan beterima kasih kepada semua orang yang telah menciptakan vaksin, akhirnya kita telah selesai dari masa pandemic salah satunya adalah berkat dari vaksin corona. Kita semua dapat Kembali hidup dengan normal. Tetapi ingat teman-teman, walaupun sudah divaksin bukan berarti kita seenaknya tidak menjaga kesehatan karena merasa sudah kebal terhadap penyakit, ingat tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jadi, jangan lupa jaga kesehatan untuk kita semua!

By: Berry Gunawan-12 IPS

Bagikan Ke: