Sebagian orang menganggap bahwa bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang benar atau bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang baik. Atau bahkan Anda termasuk dalam golongan bahasa Indonesia yang baik dan benar namun sebenrnya tidak tahu konsep bahasa Indonesia yang baik seperti apa dan bahasa Indonesia yang benar itu seperti apa. Padahal bahasa Indonesia yang baik berbeda konsepnya dengan bahasa Indonesia yang benar, sehingga bahasa Indonesia yang baik belum tentu benar dan bahasa Indonesia yang benar belum tentu baik. Oleh sebab itu, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar membutuhkan keterampilan khusus untuk meramu konsep yang baik dan benar tersebut agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Konsep bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang mudah dimengerti, sedangkan konsep bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan. Dengan demikian, bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku.
Sebagai seseorang mengguna bahasa Indonesia, maka semestinya mempunyai keterampilan dalam melihat situasi yang berlangsung saat bahasa tersebut disampaikan. Kita ketahui bersama bahwa ragam bahasa terbagi menjadi dua, yaitu berdasarkan media pengantar yang berupa lisan dan tulisan dan berdasarkan situasi pemakaian yang berupa formal, semiformal, dan nonformal. Dengan demikian, pengguna bahasa bisa mengolaborasikan dua ragam bahasa tersebut. Bahasa Indonesia yang baik selalu menggunakan kosakata yang tidak baku dan selalu menanggalkan imbuhan yang ada, contohnya ragam lisan nonformal. Sedangkan bahasa Indonesia yang benar selalu menggunakan kosakata yang baku dan mempunyai fungsi sintaksis lengkap (mempunyai imbuhan), misalnya ragam lisan nonformal. Sebagai contoh percakapan antara saya dan Maria F.K. berikut pada Rabu, 13 April 2022, saat istirahat sekolah.
Saya : Maria nggak makan?
Maria : Nggak, Bu. Maria udah sarapan tadi di rumah.
Saya : Memangnya nggak laper ngeliat temen makan?
Maria : Nggak, Bu. Nanti makannya di rumah aja.
Percakapan tersebut menandakan bahwa menggunakan bahasa Indonesia dengan ragam lisan nonformal. Percakapan dengan santai dan berjalan dengan lancar, namun masih komunikatif (bisa dipahami kedua pihak) sesuai dengan konteks pembicaraan. Percakapan ini menandakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Terbukti dengan menggunakan kosakata yang tidak baku dan tanpa imbuhan. Namun, perhatikan pula contoh berikut.
Saya : Maria tidak makan bersama teman-teman?
Maria : Tidak, Bu. Saya sudah sarapan. Kebetulan mama memasak tadi pagi dengan lauk yang saya sukai.
Saya : Jika melihat teman-teman makan, tidakkah Maria merasa lapar juga?
Maria : Tidak, Bu. Saya akan menikmati makan siang juga di rumah, mama memasak lauk sangat bayak sehingga masih ada di rumah.
Percakapan kedua ini menggunakan ragam lisan formal. Jika disesuaikan dengan situasi, maka tidak sesuai karena bahasa yang digunakan terlalu tinggi dan terkesan kaku padahal menggunakan bahasa Indonesia yang benar, yaitu bahasa baku dan sesuai dengan kaidah kebahasaan. Penggunaan ragam bahasa ini dirasa kurang bijak dalam percakapan tersebut karena tidak sesuai dengan situasi yang ada. Bisa jadi percakapan tersebut dianggap “lebay” atau berlebihan karena menggunakan bahasa formal di situasi nonformal.
Saat berada dalam situasi formal, contohnya pembelajaran di lingkungan sekolah, semestinya kita menggunakan bahasa yang benar karena dalam ragam lisan formal. Misalnya sedang presentasi, berpendapat, menyampaikan tanggapan, ataupun berbicara langsung dengan guru dalam situasi formal. Sedangkan, saat berada dalam praktik berbahasa pada situasi yang menuntut menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak menanggalkan kaidah-kaidah kebahasaan maka menggunakan bahasa yang baik sudah cukup. Dengan demikian, kepekaan dalam membaca situasi atau konteks pembicaraan sangat diperlukan, misalnya dengan siapa berbicara, di mana berbicara, untuk apa berbicara, dan pada saat apa berbicara akan menentukan setinggi apa kadar ragam bahasa apa yang akan digunakan, yaitu setinggi apa kadar bahasa yang baik dalam tuturan formal dan setinggi apa kadar bahasa yang benar dalam tuturan nonformal. Selain itu, kemampuan untuk meramu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga bisa mudah dimngerti dan tetap berpegang pada prinsip atau kaidah kebahasaan yang digunakan. Mari sebagai orang terdidik untuk terampil membaca situasi karena akan menjadi kunci sukses berbahasa yang baik dan benar.
Veronica Ratna KD