Halo Sahabat Hoecken
Artikel kali ini penulis akan membahas berkaitan dengan tanggungjawab. Namun, ketika membicarakan tanggungjawab kita tidak bisa terlepas dari kata: hak, kewajiban dan tanggungjawab. Karena ketiga kata tersebut merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan. Ketiga kata tersebut tentunya tidak asing ditelinga kita, apalagi Anda terkhusus peserta didik SMA, materi itu akan mudah dijumpai terutama di mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Diambil dari beberapa sumber disebutkan bahwa Hak adalah sesuatu yang dimiliki setiap orang secara mutlak yang sifatnya bebas namun terbatas. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh seseorang dengan penuh tanggung jawab. Tanggung jawab menjadi kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja atau tidak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah keadaan di mana wajib menanggung segala sesuatu sehingga kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatu yang menjadi akibat. Bertanggung jawab dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana semua tindakan atau perbuatan atau sikap penjelmaan dari nilai-nilai moral serta nilai-nilai kesusilaan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu yang menjadi tanggungannya, tanpa diperintah orang lain.
Tanggung jawab merupakan sikap yang memiliki sifat kodrati. Artinya, sikap ini telah menjadi bagian dari kehidupan manusia untuk memikul setiap tanggung jawabnya berdasarkan status atau perannya. Jika membicarakan berkaitan dengan peran, tentu saja kita memiliki peran yang berbeda-beda. Hal ini bisa penulis sampaikan bahwa peran yang dimiliki jika di sekolah yaitu sebagai guru, namun jika berada di rumah bisa jadi perannya sebagai ibu sekaligus istri. Dalam keluarga karena penulis adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, sehingga perannya bisa disebut sebagai kakak maupun sebagai adik. Tentunya peran sahabat Hoecken berbeda beda ya …..
Kita sebagai makhluk sosial, biasanya akan dengan mudah sekali menuntut yang namanya “hak”, namun terkadang lupa apakah kita sudah melaksanakan “kewajiban”. Jika kedua hal tersebut dilakukan tidak dengan seimbang, tentu saja akan terjadi ketimpangan dalam menjalankan kehidupan. Sebagai contoh sebagai guru saya akan menuntut “hak” saya untuk mendapatkan “gaji” setiap bulan. Namun, saya ternyata melupakan “kewajiban” saya, yaitu mendampingi peserta didik terutama yang membutuhkan perhatian maupun bimbingan. Selain itu, menuntut peserta didik agar memahami materi yang diberikan namun tidak ada yang namanya evaluasi. Nilai yang diberikan lebih bersifat “ABS” alias Asal Bapak Senang. Jika saya (guru) tidak senang dengan peserta didik, ya sepintar apapun dan usahanya tidak akan maksimal. Contoh yang biasanya dilakukan oleh peserta didik ketika menuntut haknya adalah mendapatkan nilai yang maksimal, sementara yang dikerjakan adalah pengumpulan hasil sering terlambat, alasannya tidak membaca info, ketika diminta berpendapat atau mengemukakan singkat, padat, dan tidak jelas.
Mudah-mudahan contoh di atas tidak seperti yang dilakukan oleh bapak, ibu guru maupun peserta didik khususnya di SMA PL Bernardus ya? Namun, jika itu ada, berarti karena faktor kebetulan, he.he.he.
Penulis lebih suka menggunakan kata “tanggungjawab” dalam menjalankan tugasnya, karena sifatnya bukan merupakan keharusan, namun lebih kepada kebutuhan. Anda bisa menggunakan ilustrasi “makan” sebagai kewajiban atau tanggungjawab? Jika anda menganggap “makan” sebagai “kewajiban” sudah dipastikan akan membosankan dan merupakan rutinitas keseharian. Namun jika anda menganggap sebagai “tanggungjawab” tentunya anda akan lebih berhati-hati dalam makan, karena anda menyadari betul manfaat makan terutama bagi kesehatan tubuh anda.
Tanggung jawab merupakan sikap yang perlu dimiliki oleh semua orang. Pelajar adalah peserta didik yang menuntut ilmu di lingkungan sekolah. Maka, pelajar yang bertanggung jawab yaitu peserta didik yang menerapkan segala ilmu yang didapatkannya dari lingkungan sekolah ke sosial. Salah satunya yaitu lingkungan masyarakat, baik di sekitar tempat tinggal maupun lainnya. Setiap orang memiliki tanggung jawab yang harus diemban dalam menjalankan peran dan statusnya di masyarakat. Begitu juga dengan seorang pelajar yang memiliki kewajiban dalam melakukan tugasnya sebagai seorang pelajar.
Di kehidupan sekolah seorang peserta didik memiliki sikap tanggung jawab agar dapat menjaga lingkungan sekolah tetap kondusif sebagai tempat mengemban ilmu. Selain itu, dengan terlaksananya tanggung jawab seorang peserta didik, maka peserta didik tersebut akan mendapatkan haknya sebagai seorang siswa. Misalnya, apabila seseorang siswa ingin mendapatkan nilai yang baik, itu adalah haknya. Tanggung jawab dan kewajibannya yang harus dilakukan adalah belajar dengan giat, mengerjakan tugas dengan tepat waktu, agar bisa memenuhi haknya tersebut. Ada beberapa contoh tanggungjawab yang bisa dilakukan sebagai pelajar di lingkungan sekolah, misalnya:
Selain itu tentunya anda punya tanggungjawab di lingkungan masyarakat. Dalam buku Melatih Anak Bertanggung Jawab (2001) karya Anton Adiwiyoto, ciri-ciri pribadi bertanggung jawab, di antaranya:
Marilah kita berefleksi sejenak dan menilik kembali berkaitan dengan tanggungjawab apa yang sudah dilakukan sampai saat ini, baik dalam kehidupan keluarga, Sekolah, lingkungan masyarakat maupun pekerjaan. Sudah seimbangkah tanggungjawab, hak dan kewajiban yang sudah saya lakukan?
By: Leads
Referensi
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/16/141921369/arti-tanggung-jawab-dan-ciri-cirinya