021 2215 7991
Jl. Tol Jakarta-Cikampek Km 37
blog-img
22/12/2023

Revolusi Produksi Daging Budidaya

Administrator | Penelitian Sains dan Teknologi

Perubahan sosial yang pesat di tengah arus globalisasi telah menghadirkan tantangan dan peluang yang signifikan. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi cara kita hidup dan berinteraksi, tetapi juga merangsang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mengubah wajah negara dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Melalui kecanggihan IPTEK, terutama dalam bidang bioteknologi, manusia terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dan menghadapi permasalahan sosial dengan solusi inovatif.

Satu aspek signifikan dari dampak globalisasi adalah perubahan paradigma dalam produksi pangan. Upaya mengatasi keamanan pangan dan masalah lingkungan telah mendorong perkembangan teknologi dalam produksi makanan alternatif. Dalam hal ini, lab-grown atau cultivated meat menjadi perhatian utama. Namun, meskipun telah mendapat lampu hijau di Singapura, industri ini masih menghadapi tantangan besar terutama dalam hal suplai, penerimaan publik, dan biaya produksi.

Tidak hanya dalam sektor pangan, namun juga dalam lingkup kesehatan dan pengobatan, bioteknologi memainkan peran vital. Pengembangan sensor untuk deteksi dini kontaminasi mikroba dalam produksi makanan sel berbasis serta upaya mengurangi kontaminasi tanpa antibiotik merupakan langkah yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan ketersediaan pangan alternatif. Terobosan ini muncul melalui program CellAg, yang merupakan kolaborasi antara berbagai institusi riset seperti Hebrew University of Jerusalem dan Nanyang Technological University.

Penerapan prinsip-prinsip bioteknologi, seperti yang terlihat dalam penggunaan serum bovine fetal dalam produksi lab-grown meat, menciptakan dilema etis. Namun, upaya terus dilakukan untuk menemukan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Peneliti di berbagai institusi, termasuk National University of Singapore, telah menemukan solusi seperti penggunaan magnet dalam pertumbuhan sel-sel daging buatan di laboratorium.

Namun, ada pertanyaan yang muncul terkait dengan keberlanjutan industri ini. Tidak hanya terkait dengan kendala produksi, tetapi juga dengan dampak lingkungan. Sementara teknologi canggih dalam pembuatan daging buatan mungkin membantu mengurangi ketergantungan dunia pada lahan dan peternakan, studi-studi menyatakan bahwa proses produksi daging buatan sangat membutuhkan energi dan dapat menyebabkan emisi karbon yang tinggi.

Perkembangan IPTEK, khususnya di sektor bioteknologi, telah menjanjikan terobosan bagi kehidupan manusia. Namun, evaluasi mendalam atas dampaknya dalam era globalisasi menjadi penting. Perlu disadari bahwa perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan harus sejalan dengan prinsip-prinsip etika dan keberlanjutan untuk mewujudkan visi Bhinneka Tunggal Ika yang diadaptasi ke dalam konteks teknologi modern.

Dalam kesimpulannya, sementara teknologi bioteknologi menjanjikan solusi bagi sejumlah permasalahan, terutama dalam konteks keberlanjutan dan kesejahteraan manusia, tantangan besar masih mengintai. Penelitian dan evaluasi terus diperlukan untuk memastikan bahwa kemajuan ini benar-benar memberikan manfaat bagi kehidupan manusia tanpa mengorbankan nilai-nilai etika, keberlanjutan, dan keadilan sosial.

By: Chiarra Trinity Pramana-12 IPS

Bagikan Ke: