“Anak manusia memang akan pergi sesuai yang tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” (Mat 26:24).
Hari ini, Rabu 5 April 2023 penginjil Matius menceritakan kisah tentang Yudas Iskariot yang Menghianati Yesus. Penghiatan yang sungguh-sungguh kejam yang dilakukan oleh seorang murid kepada gurunya. Yudas yang adalah murid Yesus memilih untuk menghianati Yesus dari pada melindungi Yesus. Ia tergoda dengan uang sebesar tiga puluh perak. Dengan uang itu, ia menyerahkan Yesus kepada imam-imam kepala untuk dihukum mati.
Yesus sendiri sudah mengetahui bahwa Ia akan diserahkan kepada imam-imam kepala oleh salah seorang muridNya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku”. Ketika Yudas menjawab bahwa bukan dia yang menyerahkan Yesus, maka jawab Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya”. Hal ini dengan jelas mengatakan bahwa Yesus tahu apa yang akan dialamiNya dan siapa yang akan menyerahkanNya.
Yesus mengatakan: “Anak manusia memang akan pergi sesuai yang tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan”. Hal ini dengan jelas mau menunjukkan bahwa Yesus datang sebagai penyelamat bagi seluruh umat manusia. Karena pada dasarnya, Yesus datang untuk melaksanakan tugas dari Bapa yang telah mengutusNya.
Dewasa ini, kata berkhianat sering ditemukan atau dijumpai dalam sebuah relasi antar seorang pribadi laki-laki dan perempuan, entah dalam masa pacarana ataupun bagi mereka yang telah membangun sebuah keluarga. Dalam konteks itu, berkhianat dapat dipahami sebagai situasi dimana salah satu (seorang) dalam relasi itu tidak setia, melakukan tipu daya dan perbuatan yang ingkar janji. Berkhianat selau berkonotasi negatif dalam pengertian dan maknanya. Sebisa mungkin orang berusaha untuk menghindari tindakan berkhianat dalam seluruh praktek kehidupan.
Bagaimana dengan relasi yang ada di sekolah? Adakah contoh bukti pengkhiatan yang bisa terjadi diingkungan sekolah? Sekolah identik dengan “sesuatu yang baik dan benar”, eits……jangan langsung menyimpulkan seperti itu dulu ya. Kalo menurut teori harusnya disekolah idealnya mengajarkan sesuatu yang benar, jujur dan baik. Namun dibeberapa tempat masih ditemukan “pengkhianat”, misalnya: kesepakatan yang sudah disepakati dihancurkan oleh salah satu dalam tim. Karena ingin mendapatkan posisi dikelas atau organisasi disekolah, hal yang harus dilakukan adalah memanipulasi data. Bahkan terkadang ada yang berusaha berbohong untuk menutupi suatu kasus dengan alasan demi kepentingan pribadi. Beruntungnya di SMA PL memiliki karakter yang bagus, karena budaya komunikasi selalu diterapkan.
Sebagai anak-anak Allah, kita diajak untuk bermenung atau berefleksi sambil mengingat-ingat kembali apakah selama ini kita sering menyakiti hati Yesus dengan menghianati Dia? Apakah kita sering terperangkap dalam kuasa kegelapan dan berusaha untuk menduakan Yesus? Ingat bahwa Yesus mengetahui maksud hati dan perilaku kita, jadi berusahalah untuk tidak menghianati Dia. Janganlah kita berlaku seperti Yudas yang menghianati Yesus. Sebab jikalau kita menghianati Yesus adalah lebih baik jika kita tidak dilahirkan.
Renungan hari ini mengingatkan kepada kita semua terutama sebagai pendidik maupun peserta didik untuk menjadi tetap setia serta berani menyampaikan kebenaran. Baik setia di keluarga, lingkungan rumah dan lingkungan sekolah. Kita harus meneladani seperti yang Yesus contohkan kepada kita. Hitunglah kembali kebaikan yang diberikan Nya, jangan sampai tindakan kita melukai dengan jadi “penghianat”. Tetaplah tanamkan kekeluargaan, kejujuran, ramah, setia dan bertanggungjawab.
Sumber : http://renunganlenterajiwa.com/2023/04/04/jangan-berkhianat-renungan-rabu-5-april-2023/ di edit oleh Leads