Keju merupakan salah satu hasil dari fermentasi yang berasal dari susu hewan (mamalia). Sejak manusia mulai memelihara hewan, tepatnya pada 10.000 SM, masyarakat telah mengetahui bahwa susu bisa memisahkan diri, menjadi dadih dan air dadih. Biasanya, keju dibuat menggunakan susu mentah dan susu pasteurisasi. Keju yang diolah menggunakan susu mentah mempunyai ciri khas yang berbeda dengan keju jadi. Beberapa varietas keju, susu mentah diberi pengakuan panas berskala ringan (dibawah pasteurisasi) sebelum pembuatan keju untuk menghancurkan organisme pembusuk yang memberikan kondisi yang lebih baik untuk kultur keju.
Masuknya keju ke indonesia dapat membuat variasi makanan atau minuman yang baru seperti pizza, telur keju, burger, cheese cake, mango milk cheese, stroberi cheese milk, dan matcha cheese tea. Dengan masuknya keju ke indonesia juga dapat memperluas lapangan pekerjaan. Salah satu bentuk terapan lanjutan dari keju adalah keju biru. Keju biru adalah tipikal keju yang terbuat dari susu, rennet, dan kultur mikroba Penicillium. Mikroba ini menghasilkan motif khas keju biru, yaitu bintik-bintik atau urat yang berwarna biru kehijauan di seluruh bagian keju. Keju ini memiliki motif yang khas dan mikroba yang ada pada keju ini membuat adanya aroma yang sangat khas pada keju biru. Namun ada beberapa keju biru yang tidak begitu kuat, bahkan tidak memiliki bau sama sekali. Keju Biru dibuat dengan metode pengentalan atau koagulasi. Proses pembuatan keju dapat dibagi menjadi lima tahap yaitu: pengasaman, pengentalan, pengolahan dadih, pencetakan (serta pengasinan jika diinginkan), dan pematangan. Warna khas yang dimiliki keju biru diakibakan karena pemberian bakteri Penicilium roqueforti.
Ada juga dampak dari keju biru ini sendiri, khusunya pada manusia. Mengonsumsi keju biru dapat membantu menjaga kesehatan jantung, melawan arthiristis, mencegah osteoporosis, memperbaiki daya ingat, sumber fosfor, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menjaga anti peradangan. Namun keju biru tidak dianjurkan untuk orang yang berjuang dengan berat badan berlebih karena memiliki kandungan natrium yang tinggi, yang menunda pembuangan cairan dari tubuh, memiliki kandungan lemak tinggi (hingga 48 persen) dan memiliki kandungan protein tinggi, karena itu akan sulit untuk menghitung jumlah maksimum yang diizinkan dalam makanan. Keju berjamur bisa berbahaya bagi orang dengan defisiensi laktosa dan dapat membuat orang mengalami infeksi usus.
Jamur penisilin pada keju biru yang berbentuk seperti pembuluh darah ini menjadi penyebab munculnya cita rasa dan aroma yang unik dari keju tersebut. Berbeda dengan jamur pada roti atau makanan lainnya, jamur pada keju biru tidak menghasilkan mikotoksin yang bisa mengganggu fungsi tubuh. Sehingga, keju biru aman untuk dikonsumsi. Jadi, meskipun mengandung jamur, keju biru tetap memiliki manfaat yang sama seperti produk olahan susu lainnya. Keju biru mengandung banyak vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Namun, tetap saja kandungan lemak dan kolesterol pada jenis keju ini cukup tinggi.
Dibuat oleh : Laura Amanda Rusdianto -XII IPS