021 2215 7991
kurikulumsmapl@gmail.com
Jl. Tol Jakarta-Cikampek Km 37
blog-img
03/02/2024

Menjawab Tantangan Pengobatan Kanker di Masa Depan Melalui CRISPR

Administrator | Penelitian Sains dan Teknologi

Kanker adalah salah satu penyebab kematian terbesar di dunia karena jenis penyakitnya sulit untuk diobati. Pengobatan kanker saat ini masih bergantung pada kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan. Namun, cara pengobatan tersebut membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, ketiga cara pengobatan tersebut memiliki efek samping jangka panjang yang memicu timbulnya penyakit lain dan dapat merusak sel-sel sehat yang ada di sekitar tumor. Karena hal itu, peneliti terus mencari terobosan baru untuk pengobatan kanker yang lebih efektif dan memiliki efek samping yang lebih kecil.

Penyebab terjadinya kanker yaitu karena perubahan DNA pada sel tubuh sehingga sel tumbuh secara tidak normal, sehingga cara penyembuhannya yaitu dengan memperbaiki perubahan DNA tersebut. Saat ini mulai dikembangkan sebuah teknologi bernama CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) yaitu alat pengeditan gen yang dapat mengubah DNA sel manusia seperti gunting yang sangat presisi dan mudah digunakan. Teknologi ini memungkinkan untuk merubah sel-sel kanker menjadi normal atau menghancurkan sel-sel kanker dengan cara yang spesifik. Selain itu, CRISPR memungkinkan untuk memanipulasi dan mengevaluasi ratusan atau ribuan gen sekaligus menggunakan ratusan RNA pemandu. Peneliti kanker memilih gen yang mungkin bisa menjadi target obat yang baik sebagai penyembuhan kanker.

CRISPR berasal dari fenomena mekanisme pertahanan bakteri ketika melawan virus yang mencoba berkembangbiak di dalamnya atau membunuh bakteri tersebut. Untuk melindungi diri dari penyerang seperti virus, mikroba ini menangkap potongan DNA penyusup dan menyimpannya sebagai segmen yang disebut CRISPR, atau dikelompokkan secara teratur dan diselingi pengulangan palindromik pendek. Jika virus mencoba untuk menyerang lagi, segmen DNA tersebut akan membantu enzim yang disebut Cas menemukan dan mengiris DNA penyerang. Sistem ini dapat diadaptasi untuk mengedit hampir semua bagian DNA, dimulai di sel mikroba lain hingga akhirnya di sel manusia.

CRISPR terdiri dari dua penyusun utama yaitu RNA pemanu dan enzim pemotong DNA yang biasa disebut Cas9. Para ilmuwan merancang panduan RNA untuk mencerminkan DNA dari gen yang akan diedit. Ketika RNA pemandu cocok dengan DNA gen target, Cas memotong DNA tersebut. Pengikatan RNA tunggal dan transfer DNA dipandu oleh gaya elektrostatik yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi elektrostatik termasuk salah satu faktor untuk menstabilkan kompleks asam nukleat Cas serta untuk melelehkan DNA beruntai ganda.

Kendala terbesarnya adalah CRISPR terkadang memotong DNA di luar gen target yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak disengaja yang dapat membahayakan, bahkan dapat mengubah sel menjadi kanker. Selain itu juga terjadi kekhawatiran mengenai terciptanya efek dan mutasi yang tidak tepat sasaran. Sama seperti perkembangan teknologi lainnya, pasti teknologi ini tidak luput dari suatu dampak negatif. Namun, para peneliti terus mencari terobosan baru agar CRISPR dapat digunakan secara maksimal. Saat ini, mulai dimanfaatkan “RNA panduan tunggal perlindungan” untuk mengurangi risiko efek dan mutasi yang tidak tepat sasaran dan berpotensi memungkinkan pengobatan penyakit genetik yang lebih efektif.

Teknologi ini termasuk teknologi yang mudah untuk digunakan dan memiliki harga yang tidak mahal. Hal ini dapat menjadi keuntungan bagi para peneliti namun juga bisa menciptakan dampak negatif, seperti penyalahgunaan teknologi. Karena itu, diperlukan pengembangan regulasi dan panduan yang jelas untuk memastikan penggunaan teknologi ini dengan bijak.

Teknologi CRISPR dapat membawa manfaat yang besar dalam dunia kesehatan, salah satunya dalam pengobatan kanker. CRISPR menjadi dapat menjadi jawaban bagi pengobatan kanker yang lebih efektif, lebih murah, dan memiliki efek samping yang lebih kecil. Oleh karena itu, teknologi ini harus dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Teknologi ini harus dijalankan secara bijak sesuai dengan regulasi agar tidak terjadi dampak-dampak negatif yang tidak diinginkan.

By: Priscilla Valencia Andow-XII IPA

Bagikan Ke: