021 2215 7991
Jl. Tol Jakarta-Cikampek Km 37
blog-img
06/12/2023

Menciptakan Semangka Tanpa Biji di Era Globalisasi

Administrator | Penelitian Sains dan Teknologi

Dalam era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah melampaui batasan geografis dan membuka pintu bagi penemuan dan penyebaran pengetahuan di seluruh dunia. Hal ini membawa konsekuensi besar dalam bidang rekayasa genetik, di mana penelitian dan inovasi dapat dengan cepat menyebar ke berbagai negara.

Penelitian semangka non-biji dimulai oleh Jepang pada tahun 1938 dengan ahli pemulia tanamannya yang terkenal yaitu Profesor Hitoshi Kihara dan Dr. Norio Kondo. Pada tahun 1950-an petani Jepang sudah mulai membudidayakan semangka non-biji, sedangkan Amerika baru mulai menelitinya. Salah satu dampat negatif yang ditimbulkan adalah kehilangan kemampuan untuk berkembang biak secara generatif. Tetapi semangka tanpa biji cenderung memiliki lebih banyak likopen ketimbang semangka dengan biji. Likopen yang kita konsumsi dapat berubah menjadi vitamin A, vitamin yang penting untuk kesehatan mata.

Rekayasa genetik adalah suatu metode yang melibatkan manipulasi genetik organisme untuk menghasilkan sifat-sifat baru yang diinginkan. Salah satu contoh yang menarik adalah rekayasa genetik pada buah semangka tanpa biji. Namun, dalam upaya memahami dampaknya, kita harus mempertimbangkan berbagai permasalahan-permasalahan yang muncul di tengah-tengah pengaruh globalisasi.

Rekayasa genetik telah memungkinkan para ilmuwan untuk menghasilkan buah semangka tanpa biji, menciptakan variasi yang lebih dapat diterima oleh konsumen. Namun, hal ini juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Apakah variasi semangka ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat?

Masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap berbagai pengaruh dari luar, termasuk budaya dan nilai-nilai baru. Hal ini bisa memengaruhi cara masyarakat memandang inovasi seperti rekayasa genetik. Semangka tanpa biji memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan manusia melalui peningkatan produksi dan konsumsi buah-buahan. Varietas ini dapat mengurangi masalah keracunan biji dan meningkatkan ketersediaan buah bagi masyarakat. Dan hak tersebut bisa membuat pandangan masyarakat terhadap rekayasa genetika menjadi lebih baik atau positif.

Rekayasa genetik pada buah semangka tanpa biji adalah inovasi penting yang memengaruhi masyarakat dan ilmu pengetahuan. Dalam era globalisasi, pemahaman terhadap dampak sosial, prinsip-prinsip bioteknologi, dan evaluasi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting. Dengan mempertimbangkan Bhinneka Tunggal Ika, kita dapat memastikan bahwa perkembangan ini berjalan sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Artinya,  rekayasa genetik membawa potensi manfaat besar, kita harus tetap memperhatikan dampak sosialnya dan memastikan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa kesejahteraan bagi Masyarakat Indonesia.

By: Leonasta Mahardhika Santoso-XII IPS

Bagikan Ke: