021 2215 7991
Jl. Tol Jakarta-Cikampek Km 37
blog-img
22/12/2023

Kloning Sebuah Dilemma Yang Tercipta

Administrator | Penelitian Sains dan Teknologi

Semua makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan dengan keunikannya masing-masing. Kehidupan di dunia ini adalah sementara dan tidak ada makhluk hidup yang abadi. Sama halnya dengan keberagaman yang Tuhan ciptakan membuat kehidupan di dunia ini penuh dengan suka maupun duka. Manusia, sebagai salah satu makhluk hidup yang di ciptakan dengan otak dan naluri melihat hal ini terdorong untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi mendorong perkembangan lebih lanjut dalam bidang kloning. Kloning suatu penelitian terbaru yang sedang di perdalam para ilmuwan, muncul di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam bidang bioteknologi, kloning adalah proses menghasilkan organisme kloning dari sel dan dari fragmen DNA (kloning molekuler).

Kloning sebagai salah satu contoh menjadi dilema bagi manusia banyaknya pro dan kontra. Meskipun makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan dengan keberagaman dan keunikan masing-masing berjalan seiringnya dengan munculnya teknologi yang semakin canggih membuat manusia pintar dalam menciptakan penelitian, menghasilkan kloning sebagai cara untuk menciptakan keturunan dengan kode genetik yang sama tanpa melibatkan proses pembuahan alami. Pembahasan tentang kloning menciptakan perdebatan yang berkelanjutan, seperti hewan yang seringkali dilakukan percobaan kloning. Kloning hewan adalah proses dimana seluruh organisme direproduksi dari sel yang diambil dari organisme induk secara aseksual sehingga menghasilkan keturunan yang secara genetik identik. Yang membuat hewan kloning merupakan duplikat sama persis dari induknya memiliki DNA yang sama.

Sama halnya seperti yang terjadi kepada penemuan snuppy, kloning anjing pertama yang lahir pada 24 April 2005 di Korea Selatan dan di beri nama snuppy yang merupakan keturunan anjing ras Afghanistan snuppy tercipta dengan menggunakan jaringan dari telinga anjing ras Afghanistan yang berusia 3 tahun dengan sel telur kosong. Setelah sel telur itu membelah dan berkembang menjadi embrio, akhirnya dipindahkan ke induk donor. Lebih dari seratus anjing betina digunakan dalam percobaan ini, mengorbankan banyak nyawa dalam upaya menampung embrio supaya menghasilkan kloning. Meskipun begitu hanya tiga embrio yang berhasil berkembang selama hampir tiga tahun penelitian, banyak anjing betina harus merelakan hidupnya. Proses kloning Snuppy ini membutuhkan hampir tiga tahun.

 Dalam proses kloning, dari tiga ibu donor yang berhasil hamil hanya dua yang berhasil melahirkan anjing kloning. Anjing kloning itu lahir melalui operasi, setelah dikandung selama 60 hari oleh induk anjing donor. Anjing pertama selamat dan yang kedua harus mati dua minggu setelah lahir hanya satu anjing yang kemudian di beri nama snuppy yang dapat bertahan. Snuppy lahir setelah kehamilan 60 hari melalui caesar. Proses kloning snuppy dari Korea Selatan menimbulkan pertanyaan etis, terutama terkait kesejahteraan hewan. Mengingat, kloning hewan seringkali mengakibatkan kecatatan pada hewan ataupun usia yang tergolong lebih pendek daripada hewan pada asalnya walaupun begitu anjing snuppy dapat bertahan selama 10 tahun umur ini masih tergolong cukup panjang untuk seekor anjing.

Kloning anjing snuppy diharapkan menjadi jawaban dalam menemukan teknologi yang berguna untuk menyembuhkan penyakit manusia mengingat anjing memiliki karakter yang sama dengan manusia. Sebagian penyakit anjing hampir sama dengan penyakit manusia. Teknologi yang semakin maju mendukung perkembangan ilmu pengetahuan, akan tetapi teknologi dan pengetahuan yang semakin maju juga di takutkan membawa boomerang bagi manusia. Kloning dapat disalahgunakan hingga mengakibatkan hal-hal yang tidak di inginkan terjadi tidak jarang juga penelitian kloning berakibat fatal. Banyak hasil kloning yang menunjukan kecacatan fisik hingga usia yang tergolong pendek. Hal seperti ini menciptakan situasi di mana manusia berada di persimpangan antara dampak positif dan negatif.

Tidak hanya itu kloning, sebagai suatu fenomena ilmiah berpotensi memberikan dampak sosial yang signifikan dalam masyarakat. Perbedaan pendapat di kalangan masyarakat dapat menyebabkan konflik, tetapi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika yang dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia dapat menjadi landasan untuk meminimalkan perpecahan. Untuk itu, pemahaman mendalam tentang kloning perlu ditingkatkan, baik untuk ilmuwan maupun masyarakat umum. Ilmuwan harus menyadari bahwa penelitian mereka harus sejalan dengan norma-norma etika masyarakat, diarahkan untuk penelitian masa depan yang bermanfaat dan masyarakat harus dapat mengetahui bahwa tujuan kloning untuk membantu supaya masa depan yang lebih cerah maka dari itu kita harus menyingkirkan stigma negatif yang ada, hal ini juga merupakan langkah penting dalam menjaga kesatuan dan mengelola perubahan sosial yang mungkin timbul.

By: Audrey Virginia Situmeang-XII IPS

Bagikan Ke: