Saat ini dunia telah mencapai satu masa yang disebut globalisasi. Istilah globalisasi sendiri berasal dari kata global yang berarti dunia dan lization yang artinya proses. Dengan begitu, globalisasi secara bahasa diartikan sebagai suatu proses yang mendunia antarsesama manusia saling terbuka dan bergantung satu sama lain tanpa batas waktu maupun jarak.
Dengan masuknya era globalisasi, pembangunan pun akan mengalami percepatan. Apalagi seiring berjalannya waktu, jumlah kependudukan semakin memadat. Akibatnya lahan hijau akan semakin menyempit karena lahan hijau yang dialihfungsikan menjadi bangunan-bangunan baik itu untuk keperluan industri, fasilitas umum, maupun pemukiman. Menyempitnya lahan hijau menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen. Padahal jumlah penduduk semakin banyak setiap tahunnya. Dengan adanya perubahan lahan, dari lahan hijau ke bangunan-bangunan utamannya perkantoran dan industri, membuat banyak masyarakat yang mulai beralih mata pencaharian, yang awalnya sebagai petani, menjadi pekerja Industri. Hal ini membuat profesi sebagai petani menjadi semakin ditinggalkan.
Hal ini juga menjadi kontroversi di kalangan masyarakat. Ada masyarakat yang tidak mempermasalahkan penyempitan lahan hijau demi pembangunan yang modern. Namun banyak pula masyarakat yang menentang hal ini, terutama komunitas pecinta lingkungan. Mereka melihat hal ini tidak sesuai dengan kaidah pembangunan yang berkelanjutan. Dia perspektif yang berbeda ini menimbulkan perpecahan kubu dalam masyarakat, yang membuat kedua kubu ini saling adu argumen. Hal inilah yang merenggangnya hubungan antarmasyarakat dan keretakan dalam Bhineka Tunggal Ika.
Maka dari itu perlu adanya solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Untuk mengatasi pemasalahan tersebut, ada inovasi teknologi yang disebut metode hidroponik. Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah. Hidroponik sendiri pertama kali dilakukan pada tahun 1699 oleh John Woodward yang merupakan seorang naturalis dan geologis asal Inggris. Ia mempublikasikan hasil menanam tanaman mint menggunakan teknik air. Dari percobaan itu diketahui bahwa tanaman bisa tumbuh dengan lebih baik dalam air yang kurang murni ketimbang menggunakan air sulingan.
Hidroponik dapat menjadi alternatif bertani tanpa menggunakan lahan seperti pada umumnya. Sistem hidroponik ini pun dinilai lebih efektif dibandingkan sistem pertanian konvensional. Penerapan hidroponik ini cukup menguntungkan karena tidak memerlukan lahan yang luas. Hal ini tentu dapat mengatasi permasalahan penyempitan lahan yang terjadi. Hidroponik pun tentu akan mendukung pembangunan berkelanjutan. Apalagi metode hidroponik ini dapat dilakukan di atap bangunan, yang pastinya akan menambah ruang terbuka hijau diantara padatnya pembangunan. Hidroponik juga dapat mengurangi permasalahan polusi udara, utamanya di kota-kota besar. Tak hanya sampai situ saja, dengan menerapkan sistem tanam hidroponik, masyarakat bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual tamaman hasil terapan hidroponik.
Tidak ada salahnya bagi kita untuk mencoba bercocok tanam dengan menggunakan hidroponik. Jenis tanaman yang bisa ditanam pun cukup banyak, misalnya selada, timun, bayam, tomat, seledri, sawi hijau, kangkung, cabai, daun bawang, dan masih banyak lagi. Menggunakan metode hidroponik pun tidak sesulit seperti kelihatannya loh. Kita hanya perlu menyiapkan pipa paralon, ember, gelas plastik, pompa air, selang, juga bor. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah dengan merangkai atau merakit pipa secara berjajar, bertingkat, atau keduanya. Kemudian, buat lubang pada pipa paralon berdiameter sama dengan diameter gelas plastik yang kita siapkan. Jangan lupa untuk membuat jarak antarlubang sekitar 15-20 cm. Setelah itu, lubangi bagian paling atas dan paling bawah pipa. Kemudian siapkan ember yang telah diisi air dan letakan di bawah lubang pipa paling bawah. Setelah itu, sambungkan selang dengan pompa air, lalu masukan unjung selang ke lubang pipa di paling atas. Hal ini akan membuat air mengalir terus menerus. Kemudian lubangi bagian bawah gelas plastik menjadi beberapa lubang dan letakan gelas plastik ke dalam lubang pada pipa tersebut. Terakhir letakan tanaman yang masih kecil ke dalam gelas plastik. Apabila tanaman masih berbentuk bibit, tanam dulu di pot hingga sedikit bertumbuh dan berbentuk tanaman, baru kemudian diletakkan di gelas plastik.
Permasalahan lahan memang menjadi masalah yang cukup menimbulkan kontroversi dalam masyarakat. Di satu sisi, penyempitan lahan hijau untuk dialihfungsikan menjadi lahan pembangunan membuat percepatan pembangunan atau modernisasi lebih cepat terealisasi. Namun di sisi lain, hal itu harus mengorbankan alam dan lahan hijau yang seharusnya menjadi sumber daya alam bagi manusia. Karena itu kita perlu mengatasi permasalahan ini, salah satunya dengan menerapkan penanaman hidroponik. Dengan menanam hidroponik, kita sudah berkontribusi dalam upaya mengurangi dampak negatif akibat pengalifungsian lahan, misalnya saja polusi udara. Sebagai kesatuan masyarakat Indonesia pun, kita dapat bersama-sama menyelamatkan negara kita, dengan mulai menanam hidroponik di rumah kita masing-masing.
By: Fernando Jose-XII IPS