021 2215 7991
kurikulumsmapl@gmail.com
Jl. Tol Jakarta-Cikampek Km 37
blog-img
03/06/2023

Hari Lahir Pancasila dan Kehidupan Peserta Didik di Sekolah Pangudi Luhur

Administrator | Pendidikan

Mengintegrasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Peserta Didik di Sekolah Pangudi Luhur Bernardus Deltamas

Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia merayakan Hari Lahir Pancasila sebagai momen penting untuk menghargai dan mengingat kembali landasan ideologi negara. Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk dan memandu kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam konteks pendidikan, integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan peserta didik di sekolah merupakan aspek yang krusial. Dengan memahami dan menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.

Pancasila terdiri dari lima sila yang menjadi dasar dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila-sila ini adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Mari kita kaitkan dengan kehidupan peserta didik Sekolah Pangudi Luhur.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa:

Sila pertama Pancasila mengajarkan kita untuk mempercayai dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Di sekolah, peserta didik dapat mengembangkan sikap religius dengan menghormati perbedaan keyakinan antar individu. Mereka juga dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan agama masing-masing dengan tetap menghargai hak-hak individu lain.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:

Sila kedua Pancasila menekankan pentingnya menghormati martabat setiap individu, mengedepankan keadilan, dan berperilaku beradab. Di sekolah, peserta didik dapat menerapkan sikap saling menghargai, tidak melakukan perundungan (bullying), atau diskriminasi berdasarkan ras, agama, suku, atau jenis kelamin. Mereka juga dapat mengembangkan kesadaran sosial dan empati terhadap sesama.

3. Persatuan Indonesia:

Sila ketiga Pancasila mendorong kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Di sekolah, peserta didik dapat membangun rasa persaudaraan dan kebersamaan melalui berbagai kegiatan seperti kerja sama dalam kelompok, pembentukan klub atau organisasi, serta partisipasi dalam kegiatan sosial yang melibatkan seluruh siswa. Peserta didik juga dapat menghargai keberagaman budaya dan suku yang ada di sekolah.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:

Sila keempat Pancasila menekankan pentingnya demokrasi dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Di sekolah, peserta didik dapat mengimplementasikan nilai ini melalui pemilihan ketua kelas, pengambilan keputusan bersama dalam rapat kelas, atau diskusi dan perdebatan yang demokratis. Mereka juga dapat belajar menghormati hak-hak individu lain dan menghargai pendapat yang berbeda.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:

Sila kelima Pancasila mengajarkan pentingnya keadilan sosial dalam masyarakat. Di sekolah, peserta didik dapat melaksanakan kegiatan amal atau kegiatan sosial lainnya untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Mereka juga dapat mempelajari dan menganalisis isu-isu sosial yang terjadi di sekitar mereka dan mencari solusi yang adil.

Melalui integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan peserta didik di sekolah, diharapkan mereka akan menjadi generasi penerus yang memiliki karakter dan moral yang kuat. Penting bagi pihak sekolah dan pendidik untuk memberikan pendidikan dan pembelajaran yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila, baik melalui kurikulum formal maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dalam merayakan Hari Lahir Pancasila, mari kita bersama-sama mengingat kembali dan memperkuat penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila.

Pada hari kamis 1 Juni 2023 saya tidak bisa mengikuti upacara memperingati Hari Lahir Pancasila dikarenakan saya mengikuti ziarah ke Goa Bunda Maria di kuningan bersama dengan Lingkungan gereja saya. Saya berangkat pada hari Kamis pukul 01.00 malam dan sampai di Kuningan pada pukul 10.00 pagi. Saya bersama lingkungan saya pergi jalan salib dan berdoa rosario di sana. Lalu kami pulang sekitar pukul 15.30. Lalu kami semua sampai di perumahan pada pukul 21.00 .

By: Florensya Choyna- XB

Hari Lahir Pancasila dan Kehidupan Peserta Didik di Sekolah Pangudi Luhur

Hari Lahir Pancasila adalah kesempatan yang penting untuk mempertimbangkan nilai-nilai Pancasila dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di Sekolah Pangudi Luhur. Meskipun saya tidak dapat hadir di sekolah hari ini, saya sangat memahami pentingnya mengaitkan situasi saat ini dengan tema peringatan ini.

Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila terdiri dari lima nilai yang membantu kita menjalani kehidupan sebagai warga negara. Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, dan Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia adalah nilai-nilai tersebut. Semua prinsip ini sangat penting bagi kehidupan siswa di Sekolah Pangudi Luhur.

Pertama, fondasi utama dalam menjalankan kehidupan sehari-hari adalah Tuhan Yang Maha Esa. Peserta didik masih memiliki hubungan yang kuat dengan Tuhan meskipun saya tidak hadir di sekolah hari ini. Kehadiran-Nya mendorong mereka untuk menyelesaikan setiap tugas dan mengatasi kesulitan. Peserta didik selalu mengingat keberadaan Tuhan dan memohon petunjuk-Nya dalam setiap langkah yang mereka ambil.

Kedua, prinsip kemanusiaan yang adil dan bijaksana harus selalu diterapkan saat berinteraksi dengan orang lain. Toleransi dan solidaritas diajarkan dan diterapkan sebagai prinsip utama di Sekolah Pangudi Luhur. Meskipun kita tidak dapat berbicara dengan teman sekelas secara langsung saat ini, siswa masih berusaha menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari. Mereka selalu berusaha membantu dan mendukung satu sama lain melalui pesan atau telepon, dan di setiap kesempatan mereka memberikan semangat dan dukungan.

Ketiga, semangat persatuan Indonesia sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Peserta didik tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia, terlepas dari latar belakang dan keberagaman kita yang berbeda. Berbagai kegiatan dan upacara di Sekolah Pangudi Luhur menunjukkan semangat persatuan. Kita berharap siswa dan seluruh staf sekolah tetap berkolaborasi. Terlepas dari situasi yang sulit yang kita hadapi saat ini, kita tetap bersatu dalam tekad dan semangat untuk bersatu menghadapi tantangan dan membangun masa depan yang lebih baik.

Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan menunjukkan bahwa siswa harus berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan sekolah. Peserta didik terus memberikan kontribusi positif melalui ide-ide dan saran yang mereka bagikan melalui komunikasi online meskipun saya tidak dapat hadir secara langsung. Mereka tidak hanya aktif dalam menyuarakan ide dan pendapat mereka, tetapi mereka juga berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh sekolah.

Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberi tahu kita bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk membantu menciptakan masyarakat yang adil dan kesetaraan. Meskipun sekolah tidak beroperasi saat ini, siswa tetap mengingat pentingnya membantu mereka yang membutuhkan. Mereka terus mempelajari masalah sosial dan membantu membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

Meskipun saya tidak dapat menghadiri peringatan Hari Lahir Pancasila di Sekolah Pangudi Luhur, saya berharap artikel ini dapat menjadi refleksi yang mendorong peserta didik dan guru di Sekolah Pangudi Luhur untuk terus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mereka. Semangat persatuan, keadilan, dan kebersamaan masih melekat di hati kita meskipun kita berada dalam kondisi yang sulit seperti saat ini. Dalam menghadapi tantangan, kita tetap kuat dan bersatu, dan kami berkomitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik untuk diri kita sendiri, institusi pendidikan kita, dan bangsa Indonesia.

By: Vincentius Revi W-X B

Bagikan Ke: