021 2215 7991
kurikulumsmapl@gmail.com
Jl. Tol Jakarta-Cikampek Km 37
blog-img
14/02/2024

Tinta di Jari Abu di Dahi Cinta di Hati

Administrator | Pendidikan

Mencari penguin di lautan

Sidat didapat di penangkaran

Carilah pemimpin yang berpengalaman

Agar rakyat sejahtera dan aman

Hai Sahabat Hoecken.....bagaimana kabarnya? Lama nih mimin ga menulis di blog....semoga tulisan ini bisa sedikit mengobati rindu pada sahabat Hoecken dimanapun berada.

Rabu, 14 Februari 2024 merupakan hari spesial yang ditunggu-tunggu untuk tahun ini, kenapa sih? Pasalnya ada beberapa moment yang sangat penting bergabung menjadi satu. Momen tersebut yaitu pemilu, Rabu abu dan valentin. Kita bahas satu-satu yuk…

Pemilu

Sebagai warga negara Indonesia yang bertanggungjawab, hari ini sahabat Hoecken yang sudah berusia 17 tahun ke atas diharapkan dapat menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. Pemilu adalah panggung demokrasi di mana kita semua memiliki suara. Mari gunakan hak kita dengan sikap damai, bijaksana dan menghormati pilihan orang lain. Hari pemilihan adalah hari bagi kita untuk menunjukkan kepedulian kita terhadap masa depan negara ini. Ketika kita bersatu dalam keberagaman, kita bisa mencapai hal-hal besar. Jangan sampai kita menjadi “golput”. Mari jaga kedamaian dan menjaga persatuan di tengah perbedaan pendapat selama proses pemilihan. Ketika kita mengutamakan kedamaian, kita menciptakan ruang untuk proses pemilihan yang adil dan transparan. Menang atau kalah pilihan kita, itu adalah hal yang wajar dalam sebuah pesta demokrasi, yang penting tetap satu dasar negaranya pancasila. Semoga presiden dan wakil rakyat yang terpilih nantinya dapat menjalankan amanah yang telah diberikan dengan penuh tanggungjawab.

Rabu Abu

Rabu Abu menjadi momen peringatan akan kematian manusia dan perlunya rekonsiliasi dengan Tuhan. Rabu Abu juga menjadi tanda dimulainya masa pertobatan Prapaskah yang biasanya dilakukan dengan pembagian abu dan puasa.

Mengutip dari detik.com Sejarah Rabu Abu muncul dari suatu prosesi yang ada pada pertengahan abad ke-8. Saat itu, jika ada seseorang yang mendekati ajalnya, ia akan dibaringkan di atas tanah sambil memakai kain hitam dan dipercikan abu. Setelahnya, para imam memberkati dirinya dengan air suci sambil mengatakan "ingat engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu". Setelah prosesi tersebut selesai, para imam akan menanyakan lagi kepada orang tersebut apakah dirinya telah puas dengan kain hitam dan abu sebagai tanda pertobatan di hadapan Allah pada hari penghakiman. Orang tersebut biasanya menjawab apakah puas atau tidak. Sejak saat itu, abu dan kain kabung digunakan sebagai tanda pertobatan di Roma. Umat yang hendak bertobat ditaburi abu dan mengenakan kain kabung serta diwajibkan berpisah hingga mereka berdamai dengan umat Kristiani pada Kamis Putih, Kamis sebelum Paskah. Praktik pertobatan tersebut lalu digantikan dengan penempatan abu di atas kepala seluruh jamaat hingga sekarang. Lamanya perayaan Rabu Abu sebagai awal Prapaskah dulunya dilakukan bervariasi. Hingga akhirnya dimulai 6 minggu sebelum Paskah yang berarti tanpa hari Minggu, puasa hanya dilakukan selama 36 hari. Pada abad ke-7 lalu ditambahkan empat hari sebelum Minggu pertama masa Prapaskah untuk menetapkan dan meniru 40 hari puasa yang dilakukan Yesus di padang gurun.

Hal terpenting dalam liturgi Rabu Abu adalah pemberian abu kepada umat. Abu tersebut diperoleh dari pembakaran daun palma yang diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya dan diberkati pada Rabu Abu. Abu yang telah diberkati tersebut lalu dioleskan pada dahi dengan ibu jari tangan kanan dan jari telunjuk atau ditaburkan di atas kepala kaum beriman dalam bentuk tanda salib disertai nasihat.

Dalam Kejadian 3:19, dikatakan: "Ingatlah, hai manusia, bahwa kita ini abu dan akan kembali menjadi abu"
Dengan tanda dan kata-kata tersebut, kaum beriman diajak bertobat atas dosa-dosa yang telah diperbuat. Dalam pertobatan Rabu Abu, umat Katolik meyakini bahwa setiap umat wajib mengikuti penorehan abu tanpa memandang perbedaan baik tua, muda, perempuan maupun laki-laki. menurut Kitab Suci, abu mengungkapkan apa-apa yang tanpa harga, kemuakan (Ayub 30:19), kesengsaraan, malu, kerendahan diri di hadapan Allah (Kej 18:27), dan perasaan sedih karena dosa.

Valentine day

Masih ingatkah dengan kisah valentine yang telah diunggah satu tahun yang lalu? Kalo sudah lupa, yuk kita baca kembali di https://smapangudiluhurbernardusdeltamas.sch.id/artikel/14-februari-2023
Penulis memaknai bahwa “kasih sayang” memerlukan suatu pengorbanan. Menunjukkan kasih sayang bukanlah hal yang asing bagi Umat Kristiani, seperti yang tertera dalam kutipan ayat alkitab berikut: “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” (Yohanes 4: 7-8)

Jika kita menyayangi orang yang dicintai, sangatlah mudah kita lakukan, namun berbeda cerita ketika kita harus menyayangi orang yang kita benci. Disini kita ditantang untuk menghadapi apakah kita bisa melakukannya ataukah kita akan menghindar? Marilah kita sama-sama merefleksikan. Minimal yang bisa kita lakukan adalah mengasihi orang yang ada disekitar kita, mulai dari ucapan maupun perbuatan nyata meskipun hanya sedikit.

Terus bagaimana SMA PL Bernardus merayakannya hari valentine tahun ini? Kita tunggu tanggal mainnya di Hari Jumat, 16 Februari 2024 saat kegiatan ke Pramukaan. See u……


By: Leads

Bagikan Ke: