021 2215 7991
kurikulumsmapl@gmail.com
Jl. Tol Jakarta-Cikampek Km 37
blog-img
29/07/2024

Say No To LGBT

Administrator | Pendidikan

Hai Sahabat Hoecken

Istilah LGBT belakangan ini terdengar tidak asing lagi ditelinga kita. Sebetunya apa sih LGBT itu?

LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender, yang merujuk pada berbagai orientasi seksual dan identitas gender. Lesbian dan gay mengacu pada orientasi seksual yang tertarik pada sesama jenis, biseksual adalah mereka yang tertarik pada lebih dari satu jenis kelamin, sementara transgender merujuk pada individu yang identitas gendernya berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir. Isu terkait LGBT sering kali menjadi topik perdebatan di berbagai aspek kehidupan, termasuk di lingkungan sekolah. Perilaku siswa yang saat ini dinilai mirip dengan LGBT menjadi kontroversi, pasalnya LGBT adalah suatu tindakan terlarang di kalangan masyarakat.

Saat ini, istilah LGBT mulai berkembang menjadi LGBTQIA+ atau LGBTQ+ yang melingkupi lebih banyak jenis orientasi seks atau gender lainnya yang ada di masyarakat. Pada awalnya, LGBT dikategorikan sebagai salah satu jenis gangguan mental. Namun, pada tahun 1975, American Psychological Association memutuskan bahwa LGBT bukanlah sebuah gangguan mental, melainkan sebuah orientasi seksual.

Salah satu alasan utama penolakan terhadap LGBT di sekolah adalah alasan agama. Banyak masyarakat merasa bahwa ajaran agama mereka tidak mendukung perilaku LGBT. Mereka berpendapat bahwa sekolah harus tetap konsisten dengan nilai-nilai moral dan religius yang mereka anggap penting. Dengan demikian, perilaku LGBT dianggap dapat merusak prinsip-prinsip tersebut yang dianggap mendasar dalam pendidikan moral para murid.

Selain itu, penolakan terhadap LGBT juga sering kali didasarkan pada kekhawatiran mengenai pengaruhnya terhadap perkembangan psikologis siswa. Beberapa orang tua dan pendidik berpendapat bahwa LGBT dapat membingungkan siswa yang belum matang secara emosional dan psikologis. Mereka khawatir bahwa pengenalan isu ini dapat mempengaruhi kesehatan mental anak-anak dan remaja secara negatif, yang pada nantinya dapat mengganggu proses pendidikan mereka.

Beberapa pihak menolak kebijakan LGBT karena khawatir bahwa kebijakan tersebut dapat menyebabkan ketegangan dan konflik di antara siswa yang berpotensi menimbulkan bullying atau perilaku negatif lainnya. Mereka berpendapat bahwa tanpa penanganan yang tepat, kebijakan ini berpotensi menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi semua siswa. Oleh karena itu, untuk melindungi nilai-nilai moral, menjaga psikologis siswa, dan mencegah potensi konflik di sekolah, kita harus berani menolak kebijakan LGBT. Menjaga prinsip-prinsip yang kita anggap penting adalah langkah terbaik untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi semua siswa.

Sebagai kaum terpelajar dan dibekali oleh nilai kepangudiluhuran, tentunya kita harus bisa menentukan langkah yang harus kita ambil.  Marilah kita sepakat untuk berkata “Say No To LGBT”

By: Valerian Alexandri-XI A

Bagikan Ke: